Banyak orang mencoba tidur lebih awal demi hidup sehat. Sayangnya, begitu kepala menyentuh bantal, bukannya mengantuk dan terlelap, tapi mata malah makin melek. Mengapa bisa begitu?
Seorang certified sleep coach atau 'pelatih tidur', Vishal Dasani, mengatakan setiap orang memiliki waktu tidurnya masing-masing. Ada yang di bawah jam 12 malam, atau bahkan melebihi itu.
"Itu normal selama dia proses tidurnya cukup mudah, tidurnya pulas, pagi bangun dia merasa segar dan berenergi artinya itu tidurnya berkualitas," kata Coach Vishal di Jakarta Barat, Minggu (7/12/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah yang suka terjadi, pada saat kita memaksakan diri untuk tidur lebih cepat, yang terjadi kita di atas kasur, mencoba tidur, tutup mata, kok nggak tidur ya? Baru akhirnya tidur setelah mendekati jam biologisnya dia," sambungnya.
Coach Vishal mengatakan bahwa tidur itu tidak bisa dipaksa dan tidak bisa dikejar, sehingga seseorang harus menyesuaikan dengan jam biologis masing-masing.
Bagaimana Mencari Tahu Jam Biologis Tidur?
Menurut Coach Vishal, ada beberapa cara untuk mengetahui 'jam biologis tidur' seseorang. Pertama adalah dengan mengisi Morningness-Eveningness Questionnaire (MEQ) yang bisa dicari di Google.
Sebagai informasi, MEQ adalah kuesioner psikologi yang digunakan untuk menentukan tipe kronotipe seseorang apakah ia lebih cenderung menjadi morning person (aktif di pagi hari), evening person (aktif di malam hari), atau berada di tengah-tengah.
"Nah dari situ akan muncul sebuah kuesioner dan di situ kita bisa mengetahui saat ini jam biologis kita itu berada di range jam berapa," kata Vishal.
Selain itu, untuk mengetahui jam biologis tidur bisa dibantu dengan teknologi smartwatch yang dilengkapi dengan fitur index sleep monitor.
Bagaimana Mendapatkan Tidur Berkualitas?
Sebagai seorang sleep coach, Vishal memberikan beberapa tips agar bisa mendapatkan tidur yang baik dan berkualitas.
"Pertama pastikan kita tidur dan bangun di jadwal yang selaras dan konsisten. Kedua, bangun tidur kita cari cahaya terang, idealnya dalam satu jam Anda bangun, cari cahaya terang idealnya adalah sinar matahari. Kalau matahari belum nongol, kita nyalain lampu kamar, lampu ruangan," katanya.
"Tujuannya apa? Cahaya terang ini akan memberikan perintah ke otak kita, 'hei ini saatnya beraktivitas' dan di saat yang bersamaan dia akan setting timer, kurang lebih sekitar 14 jam untuk 'hei 14 jam kemudian, yuk dibikin ngantuk'," lanjutnya.
Lalu, adalah dengan konsisten menjalani gaya hidup aktif, meski tidak selalu dengan rutin berolahraga setiap hari. Jadi, tetap beraktivitas fisik dan menggerakan tubuh seperti jalan kaki, memilih naik tangga daripada lift, itu dapat membantu dalam proses tidur.
Menjaga asupan makanan bernutrisi juga mesti dilakukan, karena ini akan membantu tubuh memproduksi hormon melatonin.
"Terus be mindful terhadap stimulan sama alkohol. Stimulan di sini kafein yang dimaksud. Kalau kita konsumsi terlalu banyak, kita jadi semakin sulit tidur," katanya.
"Berikutnya, pastikan kamar tidur kita senyaman mungkin, karena kita akan lebih rileks. Minim cahaya, minim suara, alat tidurnya pas," tutupnya.











































