Jakarta -
Di bulan Oktober berita kesehatan ramai dengan beberapa
hoax yang bermunculan contohnya seperti kasus pemukulan
Ratna Sarumpaet dan anggur berformalin. Pada kasus Ratna Sarumpaet beberapa nama tokoh politik ikut terseret.
Selain hoax ada juga cerita tentang para pejuang Pulang Jumat Kembali Ahad (PJKA). Pemicunya dari kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 memunculkan opini penghapusan penerbangan murah.
Ada juga kisah tentang seorang gadis dari Lamongan dengan berat badan sampai 197 kilogram (kg) yang membuatnya terpaksa putus sekolah.
Di tengah ramainya kabar bencana salah satu pejuang dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
Sutopo Purwo Nugroho merayakan ulang tahun ke-49. Kisahnya menjadi inspirasi bagaimana ia bekerja mendedikasikan diri membantu korban bencana sementara diri sendiri mengidap kanker paru stadium empat.
Lengkapnya simak rangkuman berikut:
Hoax dimulai saat aktivis wanita Ratna Sarumpaet mengaku dipukuli di Bandung. Beberapa tokoh politik menyebarkan kabar tersebut dan polisi turun tangan melakukan investigasi. Setelah berapa lama terungkap bahwa lebam Ratna sebetulnya karena menjalani operasi kecantikan.
Psikolog tumbuh kembang Ratih Zulhaqqi kepada detikHealth menyebut ada banyak kemungkinan seseorang bisa berbohong. Mulai dari kekhilafan, hingga bahkan pengaruh obat.
"Bisa juga faktor seeking attention, sehingga merasa perlu memunculkan cerita dramatik," sebut Ratih.
Di bulan Oktober beredar juga kabar bahwa anggur yang dijual murah di pinggir jalan mengandung formalin. Kabar yang menyebar lewat pesan berantai di aplikasi menyebut anggur tersebut datang dari China.
Menanggapi hal tersebut Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito menegaskan bahwa itu kabar hoax. Sampai saat ini ia mengaku tidak menemukan laporan apapun dari daerah-daerah yang dikabarkan ada anggur berformalin.
"Kalau memang itu terbukti pasti sudah sampai ke saya. Perlu diperhatikan sekarang itu banyak informasi apa lagi terkait pangan yang sifatnya tidak benar," kata Penny kala itu.
Cerita tentang para pejuang pulang jumat kembali ahad (PJKA) bermula dari kejadian jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang memunculkan opini penghapusan penerbangan murah. Beberapa ada yang menolak ide tersebut karena bagaimanapun butuh transportasi murah untuk pulang pergi.
Mereka yang bekerja jauh dari keluarga harus merelakan diri mudik secara rutin tiap akhir pekan demi melepas rindu. Dampaknya pada kejiwaan menurut psikolog bisa beragam.
"Pengaruhnya beragam, bisa karena terjadi konflik dengan tim, merasa tidak kompeten, budaya atau lingkungan kerja tidak mendukung, sampai oversea assignment atau mutasi ke luar kota," tutur psikolog Human Resource Specialist, Vincent Suryadi.
Kasus obesitas kembali lagi ditemukan. Kali ini dialami oleh remaja asal Lamongan, Selvia Dwi Susanti (15). Remaja tersebut memiliki bobot hingga 179 kg dan kini sedang mendapatkan perhatian dari tim dokter Puskesmas Bluluk.
Dihubungi oleh detikHealth, dr Handy Wing, SpB, FBMS, FICS, dokter spesial bedah umum di OMNI Hospital Alam Sutera, Tangerang, yang dulu pernah menangani Aria Permana 'Bocah Tergemuk', menjelaskan bahwa dengan tinggi 145 cm, seharusnya berat badan ideal Selvia sekitar 50 kg.
Selvia mendapatkan pendampingan medis dari Puskesmas Bluluk hingga berat badannya bisa turun 12 kilogram per bulan November.
Di tengah ramainya kabar bencana salah satu pejuang dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho merayakan ulang tahun ke-49. Pria yang memiliki jabatan kepala Pusat Data dan Human BNPB tersebut berharap dapat cepat sembuh terutama dari kanker paru stadium empatnya.
"Saya mohon doa agar saya bisa sembuh. Selalu berdoa memohon belas kasihan Allah SWT untuk mengangkat semua penyakit di tubuh saya tanpa meninggalkan penyakit lain," tulis Sutopo.
Halaman Selanjutnya
Halaman