Lemah syahwat atau disfungsi ereksi menjadi momok menakutkan bagi kaum Adam. Pria yang mengalami disfungsi ereksi biasanya tidak merasa percaya diri dan rentan mengalami stres.
Ada dua faktor penyebab lemah syahwat yakni psikologis dan organik. Penyebab psikologis dari disfungsi ereksi antara lain depresi dan gelisah sedangkan penyebab organik dari disfungsi ereksi adalah penyakit pembuluh darah, gangguan persarafan, gangguan hormonal, dan obat-obatan.
Laman RSUI menjelaskan Erection Hardness Scale (EHS) digunakan untuk mengukur tingkat kekerasan ereksi berdasarkan observasi mandiri dari pasien. Pasien akan menilai sendiri kekerasan ereksinya dan memilih nilai antara 0 hingga 4.
EHS menilai kekerasan ereksi pada skala satu sampai empat, dengan empat sebagai skor maksimal. Bahasa yang digunakan sederhana dan langsung, sehingga pria dengan disfungsi dapat menggunakan skala untuk menilai tingkat keparahan kondisinya untuk memeriksakan diri dan mendapat pengobatan.
Berikut kriteria kekerasan penis saat ereksi menurut EHS
- Skor 0: penis tidak membesar sama sekali.
- Skor 1: penis membesar, namun tidak mengeras (seperti tofu).
- Skor 2: penis mengeras, namun tidak cukup keras untuk penetrasi (seperti pisang yang dikupas).
- Skor 3: penis mengeras dan cukup keras untuk penetrasi, namun tidak keras maksimal (seperti pisang yang tidak dikupas).
- Skor 4: penis mengeras sempurna dan sepenuhnya kaku (seperti timun).
Mengatasi disfungsi ereksi
Ada beberapa cara mengatasi disfungsi ereksi, tergantung dari penyebab dan tingkat keparahannya. Beberapa obat yang diberikan kepada pasien dengan disfungsi ereksi termasuk Viagra atau sildenafil dan Tadalafil.
Jika obat-obatan tidak efektif atau tidak sesuai untuk kasus Anda, dokter Anda mungkin merekomendasikan pengobatan yang berbeda. Perawatan lain termasuk pompa penis atau implan.
Simak Video "Faktor-faktor yang Dapat Memicu Disfungsi Ereksi pada Pria"
(kna/kna)