Tantangan Kebugaran yang Heboh dan Membahayakan di 2017

Kilas Balik Kesehatan

Tantangan Kebugaran yang Heboh dan Membahayakan di 2017

Hanna Pratiwi - detikHealth
Senin, 18 Des 2017 18:20 WIB
Tantangan Kebugaran yang Heboh dan Membahayakan di 2017
Seseorang sedang melakukan invisible box challenge. (Foto: Twitter/ariel1220)
Jakarta - Mengetes kebugaran seseorang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Di tahun ini mungkin orang yang melakukan olahraga sudah jenuh dengan cara pengukuran kebugaran yang ada.

Akhirnya, tak jarang banyak yang mengukur kebugaran dengan cara yang aneh. Cara mengukur kebugaran tersebut langsung diikuti oleh orang banyak. Asal viral, masyarakat langsung mengikuti tren olahraga tersebut. Akhirnya tidak selalu ada manfaatnya, malah lebih sering membahayakan pelakunya.

Berikut tren kebugaran yang pernah hits sepanjang 2017.

1. Split vertikal

Seorang ibu muda melakukan split vertikal berdiri dan menutup bagasi mobilnya dengan kaki. (Foto: huanqiu)
Tidak kehabisan ide untuk mengukur kebugaran. Seorang ibu di China awalnya hanya ingin menutup pintu bagasi. Namun, karena terlalu repot yaitu harus menggendong anaknya dan membawa belanjaan. Ia pun menutup pintu bagasi yang masih terbuka dengan menggunakan kaki dengan melakukan split vertikal.

Ide untuk menutup pintu bagasi menggunakan kaki dengan cara split langsung diikuti orang-orang lainnya. Aksi split vertikal ini menjadi banyak yang melakukan, lalu divideokan dan diunggah ke dunia maya. Tentunya ada kesiapan tersendiri bagi yang sudah mengikutinya. Kondisi fisik tubuh seperti kaki panjang pun harus dimiliki. Jika tidak menyiapkan aktivitas fisik maka cedera pada tulang belakang dan tulang paha bisa saja terjadi. Apakah Anda sudah atau tertarik mencobanya?

Baca juga: Ingin Meniru Tantangan Menutup Bagasi Pakai Kaki? Kuasai Dulu Trik Ini

Penampakan Ibu-ibu Muda Anti Mainstream, Menutup Pintu Bagasi Pakai Kaki

Gigi Kuning dan Tren Kebugaran Menutup Bagasi Pakai Kaki

2. Invisible box challenge

Banyak orang mencoba invisible box challenge. (Foto: Twitter/teedoe)
Belum lama ini sebagian dari Anda mungkin mengikuti tren invisible box challenge yaitu melompati kotak tak kasat mata. Tren ini bermula dari unggahan seorang pemandu sorak asal Texas, Ariel Olivar. Para dokter pun mengingatkan agar orang yang tidak terlatih secara fisiknya jangan ikut-ikutan menjajal tren kebugaran ini.

Walaupun hanya melompat tapi dibutuhkan kaki yang kuat atau kaki-kaki yang sudah terlatih seperti pemain cheerleader. Jika Anda tetap memaksakan ingin mengikuti tren kebugaran tanpa kesiapan fisik, hati-hati cedera dan dislokasi mengintai.

Unggahan di dunia maya tentang tren ini pun bisa dibilang terlihat beragam ada yang berhasil adapun yang tidak. Ditambah lagi ada aksi kocak pemuda yang mencoba invisible box challenge dengan tangga, bukan dengan kotak yang dibuat sendiri. Anda sendiri tertarik untuk mencobanya?

Baca juga: Ingin Menjajal Invisible Box Challenge? Dengar Apa Kata Pakar

Ingin Coba Invisible Box Challenge? Ini Saran Pakar Kebugaran

Seru! Yang Sukses dan yang Gagal Melakukan Invisible Box Challenge

3. Tantangan pakai 100 baju

Nyaris meninggal karena memakai baju hingga berlapis-lapis. (Foto: Twitter Andrea)
Mengenakan baju lebih dari satu mungkin membuat seseorang nyaman saat musim hujan. Tapi tak selamanya nyaman jika mengenakan baju berlapis-lapis untuk sekadar iseng-iseng saja.

Apalagi jika lapisan yang baju yang dikenakan sampai seratus. Tentunya akan mengganggu pernapasan. Saat hendak membukanya pun akan sangat sulit. Dalam sebuah video yang viral, seorang remaja yang melakukannya sampai histeris saat tidak bisa membuka baju-baju yang telah dikenakannya.

Saat melepas baju sambil banyak melakukan gerakan dapat memicu keluarnya keringat yang mengakibatkan heat injuries. Heat injuries tadi bisa menyebabkan pingsan bahkan sampai menyebabkan kematian.

Baca juga: Lakukan Tantangan Pakai 100 Baju, Remaja Ini Histeris Saat Tak Bisa Melepasnya

Aneka Tantangan di Medsos Ini Bisa Bikin Remaja Celaka

Pesan Psikolog untuk Remaja yang Ingin Ekspresikan Diri di Dunia Maya

4. Choking challenge

Ada yang sengaja mencekik dirinya. (Foto: ilustrasi/thinkstock)
Merasa tercekik mungkin akan merasa sakit. Tapi ada yang menganggap jika cekikan akan membuat orang merasa terbang. Rasa terbang tersebut bisa didapatkan tanpa obat. Tujuan dari choking challenge ini sebenarnya hanya untuk mendapatkan rasa melayang di udara.

Itulah hal yang memicu seorang remaja di Australia melakukan tantangan ini. Ia ingin merasa dirinya melayang tanpa obat sehingga ia dicekik oleh teman-temannya untuk membenarkannya. Namun, nasib naas menghampirinya. Remaja tersebut mati di usia 13 tahun. Saat meninggal, tubuhnya membiru karena kehabisan napas.

Baca juga: Jangan Tiru! Remaja Ini Tewas Setelah Ikuti Tren Choking Game

Choking Game Makan Korban Lagi, Begini Rekomendasi Pakar

Ini Alasannya Blue Whale Challenge Sangat Berbahaya Bagi Remaja

5. Pass out atau skip challenge

Beragam rekaman video orang-orang melakukan skip challenge. (Foto: twitter)
Tidak bernapas dalam hitungan detik menyebabkan kehilangan oksigen. Sama seperti menyelam yang kehilangan napas sesaat, tapi saat kembali menarik napas rasanya lega sekali. Sebenarnya tujuan pass out challenge hanya untuk menghilangkan kesadaran diri.

Berbeda dengan tren pass out challenge yang menggunakan teknik menyelam namun ditambah adanya tekanan dada dari orang sekitar. Tentu saja yang melakukan pass out challenge akan berbahaya sekali dan juga memicu kekerasan. Orang yang sudah melakukan tren ini akan kejang dan pingsan lalu siuman kembali. Viralnya video pass out challenge pun mengundang berbagai pihak seperti pemerintah dan dokter untuk memberikan tanda waspada kepada orang yang melakukan pass out challenge.

Baca juga: Dokter Ingatkan Bahaya di Balik Tren Pass Out Challenge

Jangan Lakukan! Ini Berbagai Risiko yang Intai Skip Challenge

Soal Skip Challenge, Ini Pesan Kementerian PPPA
Halaman 2 dari 6
Tidak kehabisan ide untuk mengukur kebugaran. Seorang ibu di China awalnya hanya ingin menutup pintu bagasi. Namun, karena terlalu repot yaitu harus menggendong anaknya dan membawa belanjaan. Ia pun menutup pintu bagasi yang masih terbuka dengan menggunakan kaki dengan melakukan split vertikal.

Ide untuk menutup pintu bagasi menggunakan kaki dengan cara split langsung diikuti orang-orang lainnya. Aksi split vertikal ini menjadi banyak yang melakukan, lalu divideokan dan diunggah ke dunia maya. Tentunya ada kesiapan tersendiri bagi yang sudah mengikutinya. Kondisi fisik tubuh seperti kaki panjang pun harus dimiliki. Jika tidak menyiapkan aktivitas fisik maka cedera pada tulang belakang dan tulang paha bisa saja terjadi. Apakah Anda sudah atau tertarik mencobanya?

Baca juga: Ingin Meniru Tantangan Menutup Bagasi Pakai Kaki? Kuasai Dulu Trik Ini

Penampakan Ibu-ibu Muda Anti Mainstream, Menutup Pintu Bagasi Pakai Kaki

Gigi Kuning dan Tren Kebugaran Menutup Bagasi Pakai Kaki

Belum lama ini sebagian dari Anda mungkin mengikuti tren invisible box challenge yaitu melompati kotak tak kasat mata. Tren ini bermula dari unggahan seorang pemandu sorak asal Texas, Ariel Olivar. Para dokter pun mengingatkan agar orang yang tidak terlatih secara fisiknya jangan ikut-ikutan menjajal tren kebugaran ini.

Walaupun hanya melompat tapi dibutuhkan kaki yang kuat atau kaki-kaki yang sudah terlatih seperti pemain cheerleader. Jika Anda tetap memaksakan ingin mengikuti tren kebugaran tanpa kesiapan fisik, hati-hati cedera dan dislokasi mengintai.

Unggahan di dunia maya tentang tren ini pun bisa dibilang terlihat beragam ada yang berhasil adapun yang tidak. Ditambah lagi ada aksi kocak pemuda yang mencoba invisible box challenge dengan tangga, bukan dengan kotak yang dibuat sendiri. Anda sendiri tertarik untuk mencobanya?

Baca juga: Ingin Menjajal Invisible Box Challenge? Dengar Apa Kata Pakar

Ingin Coba Invisible Box Challenge? Ini Saran Pakar Kebugaran

Seru! Yang Sukses dan yang Gagal Melakukan Invisible Box Challenge

Mengenakan baju lebih dari satu mungkin membuat seseorang nyaman saat musim hujan. Tapi tak selamanya nyaman jika mengenakan baju berlapis-lapis untuk sekadar iseng-iseng saja.

Apalagi jika lapisan yang baju yang dikenakan sampai seratus. Tentunya akan mengganggu pernapasan. Saat hendak membukanya pun akan sangat sulit. Dalam sebuah video yang viral, seorang remaja yang melakukannya sampai histeris saat tidak bisa membuka baju-baju yang telah dikenakannya.

Saat melepas baju sambil banyak melakukan gerakan dapat memicu keluarnya keringat yang mengakibatkan heat injuries. Heat injuries tadi bisa menyebabkan pingsan bahkan sampai menyebabkan kematian.

Baca juga: Lakukan Tantangan Pakai 100 Baju, Remaja Ini Histeris Saat Tak Bisa Melepasnya

Aneka Tantangan di Medsos Ini Bisa Bikin Remaja Celaka

Pesan Psikolog untuk Remaja yang Ingin Ekspresikan Diri di Dunia Maya

Merasa tercekik mungkin akan merasa sakit. Tapi ada yang menganggap jika cekikan akan membuat orang merasa terbang. Rasa terbang tersebut bisa didapatkan tanpa obat. Tujuan dari choking challenge ini sebenarnya hanya untuk mendapatkan rasa melayang di udara.

Itulah hal yang memicu seorang remaja di Australia melakukan tantangan ini. Ia ingin merasa dirinya melayang tanpa obat sehingga ia dicekik oleh teman-temannya untuk membenarkannya. Namun, nasib naas menghampirinya. Remaja tersebut mati di usia 13 tahun. Saat meninggal, tubuhnya membiru karena kehabisan napas.

Baca juga: Jangan Tiru! Remaja Ini Tewas Setelah Ikuti Tren Choking Game

Choking Game Makan Korban Lagi, Begini Rekomendasi Pakar

Ini Alasannya Blue Whale Challenge Sangat Berbahaya Bagi Remaja

Tidak bernapas dalam hitungan detik menyebabkan kehilangan oksigen. Sama seperti menyelam yang kehilangan napas sesaat, tapi saat kembali menarik napas rasanya lega sekali. Sebenarnya tujuan pass out challenge hanya untuk menghilangkan kesadaran diri.

Berbeda dengan tren pass out challenge yang menggunakan teknik menyelam namun ditambah adanya tekanan dada dari orang sekitar. Tentu saja yang melakukan pass out challenge akan berbahaya sekali dan juga memicu kekerasan. Orang yang sudah melakukan tren ini akan kejang dan pingsan lalu siuman kembali. Viralnya video pass out challenge pun mengundang berbagai pihak seperti pemerintah dan dokter untuk memberikan tanda waspada kepada orang yang melakukan pass out challenge.

Baca juga: Dokter Ingatkan Bahaya di Balik Tren Pass Out Challenge

Jangan Lakukan! Ini Berbagai Risiko yang Intai Skip Challenge

Soal Skip Challenge, Ini Pesan Kementerian PPPA

(up/up)

Berita Terkait