Sebagian ibu menyusui, terutama yang bekerja, mengaku panik dan takut tidak dapat menyetok lagi kalau-kalau ASI tidak keluar. Agar ASI bisa terproduksi optimal sang ibu membutuhkan waktu pemulihan, lalu perlukah para working mom ini diberikan cuti khusus?
"Kalau yang sekarang ya mereka emang harus mengumpulkan lagi ya, kan nggak mesti harus cuti berbulan-bulan. Itu kan fisiologis, kalau dia cuti, ASI-nya jadi lebih banyak ,kan nggak juga kan?" ujar dr Eni Gustina, MPH, Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, kepada detikHealth, Rabu (7/8/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itu kan fisiologis. Kalau dia cuti, ASI-nya jadi lebih banyak, kan nggak juga kan?dr Eni Gustina, MPH - Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI |
"Di Indonesia saya tahu ada beberapa perusahaan yang bisa kasih karyawannya cuti 6 bulan. Semoga ke depannya negara ini juga bisa memberi cuti 6 bulan pada ibu-ibu pekerja supaya kita bisa betul kasih ASI 6 bulan," lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menyebutkan agar ASI optimal ibu harus dalam keadaan senang, maka di sini ia menyebutkan pentingnya peranan Ayah ASI. Sentuhan kasih sayang dan dukungan suami sangat penting untuk menjaga sang ibu dapat memberikan ASI eksklusif yang dibutuhkan anak.
Setujukah ada cuti khusus bagi yang ASI Perahnya basi semua gara-gara listrik mati? Sampaikan pendapat di kolom komentar!
(frp/up)











































