Pemerintah China mengisolasi kampus Zhuanghe University City di Kota Dalian dan 1.500 mahasiswanya. Kebijakan ini dilakukan setelah mendeteksi puluhan mahasiswa di kampus tersebut positif COVID-19.
Dikutip dari Associated Press, ratusan mahasiswa di kampus tersebut juga sudah dievakuasi ke hotel-hotel dan asrama untuk menjalani observasi medis dan meredam penyebaran COVID-19 di lingkungan kampus.
Selama menjalani karantina, para mahasiswa harus mengikuti pembelajaran jarak jauh untuk sementara waktu. Bahkan para petugas akan mengantarkan makanan ke masing-masing kamar mereka di setiap jam makan.
Kebijakan penguncian atau lockdown ini merupakan contoh penerapan kebijakan China untuk mengendalikan wabah, meski menyebabkan gangguan besar pada kehidupan dan mata pencaharian masyarakat.
Tak hanya lockdown, ada beberapa cara lain yang bisa dilakukan untuk mengendalikan pandemi yaitu karantina, testing, hingga pembatasan perjalanan. Meski kasus di China kembali melonjak, tingkat vaksinasi di negara tersebut termasuk yang tertinggi di dunia dan sudah mulai memberikan vaksin booster.
Selain di kampus Zhuanghe University City ini, pemerintah China juga mengisolasi sebuah mal besar di pusat Kota Beijing beberapa waktu lalu. Hal ini dilakukan usai ditemukannya satu pengunjung yang merupakan kontak erat pasien COVID-19.
Menurut laporan Beijing Youth Daily, mal Raffles City di Dongcheng, Beijing, ini ditutup pada Rabu (10/11/2021) lalu. Akibatnya, para pengunjung mengantri untuk melakukan tes Corona di dalam mal tersebut.
Untuk mencegah mereka kabur, akses pintu keluar juga ditutup. Para pengunjung dan staf tidak diperbolehkan meninggalkan tempat sampai mereka melakukan tes Corona.
Tak hanya mal, pihak berwenang China juga memberlakukan lockdown di beberapa fasilitas umum. Misalnya seperti 4 perumahan, sekolah dasar, hingga kompleks perkantoran di Beijing usai mendeteksi adanya klaster COVID-19.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(sao/naf)