COVID-19 varian Omicron tampaknya semakin 'ngegas' di Indonesia. Sama seperti varian COVID-19 lainnya, Omicron tak hanya menyerang orang dewasa, lansia, dan komorbid, tetapi juga bisa menyerang anak-anak, termasuk balita dan bayi.
Adapun gejala Omicron diklaim lebih ringan dibandingkan varian lainnya, seperti Delta.
Menurut dr Erlina Burhan, Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), pada konferensi pers virtual bertajuk 'Perkembangan Terkini kasus COVID-19 varian Omicron', tanda gejala Omicron hampir mirip dengan flu biasa.
"Gejalanya mirip memang (dengan flu biasa) batuk, pilek, hidung tersumbat kemudian cairan di hidung atau meler, dan juga rasa lesu, lemah, demikian kadang demam, ini mirip flu biasa," kata dr Erlina Burhan, Senin (24/1/2022).
Meskipun disebut mirip dengan flu biasa, dr Erlina mengungkap ada gejala khas yang paling banyak dialami pasien Omicron, seperti sakit tenggorokan.
Berbicara tentang gejala, lantas, seperti apa gejala Omicron pada anak dan orang dewasa? Berikut ini informasinya.
Gejala Omicron pada orang dewasa
Sebenarnya gejala Omicron pada orang dewasa terbilang umum dan bisa dialami oleh siapa saja. Dikutip dari University of California Davis Health, Kamis (10/2/2022), varian Omicron memiliki gejala yang mirip dengan varian COVID-19 lainnya, termasuk Delta.
"Ini mungkin termasuk batuk, demam dan kelelahan," tutur Dean Blumberg, kepala penyakit menular pediatrik di Rumah Sakit Anak UC Davis.
Meskipun gejalanya mirip, Blumberg mengungkapkan bahwa gejala varian Omicron ini jauh lebih ringan dan jarang menyebabkan gejala berat.
"Omicron kemungkinan lebih sedikit menyebabkan penyakit parah seperti pneumonia yang mungkin memerlukan rawat inap di rumah sakit." lanjutnya.
Lorena Garcia, ahli epidemiologi dan profesor di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, juga mengungkapkan bahwa gejala Omicron hampir mirip dengan varian lainnya. Namun, perbedaan gejala dan tingkat keparahan yang dirasakan setiap orang berbeda-beda tergantung dari mereka sudah divaksinasi atau belum.
"Pada mereka yang sepenuhnya divaksinasi dan dibooster, gejalanya cenderung ringan. Sebaliknya, jika seseorang tidak divaksinasi, gejalanya bisa sangat parah, mengakibatkan rawat inap atau bahkan kematian," kata Garcia.
Sementara itu, dr Harish Chafle, konsultan senior-pulmonologi dan perawatan kritis di Rumah Sakit Global Parel, Mumbai, mengklasifikasikan gejala Omicron menjadi 3 kategori, yaitu gejala paling umum, kurang umum, dan tergolong serius. Berikut informasinya:
Gejala Omicron yang paling umum
- Demam
- Batuk
- Kelelahan
- Kehilangan indra penciuman dan rasa
Gejala Omicron kurang umum
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Nyeri
- Diare
- Ruam kulit
- Perubahan warna pada jari tangan atau kaki
- Mata merah atau iritasi
Gejala Omicron yang tergolong serius
- Kesulitan bernapas atau sesak napas
- Kehilangan bicara atau mobilitas
- Kebingungan
- Nyeri dada
Gejala Omicron pada anak
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), dalam webinar konferensi pers dan launching buku Pedoman Tatalaksana COVID-19 Edisi 4, Rabu (9/2/2022), mengemukakan sebagian besar gejala khas Omicron pada anak yang tergolong ringan menyerang saluran pernapasan atas, seperti:
- Batuk
- Pilek
- Demam
- Nyeri tenggorokan
- Gejala lain yang mirip flu biasa
dr Piprim mengungkapkan bahwa sangat sedikit kasus gejala Omicron pada anak yang menyerang paru-paru bawah. Selengkapnya di halaman berikut,
(suc/up)