Omicron BA.2.75 'Centaurus' Merebak, Waspada Jika Muncul Nyeri di Bagian Tubuh Ini

ADVERTISEMENT

Omicron BA.2.75 'Centaurus' Merebak, Waspada Jika Muncul Nyeri di Bagian Tubuh Ini

Vidya Pinandhita - detikHealth
Kamis, 21 Jul 2022 20:30 WIB
Virus In Red Background - Microbiology And Virology Concept
Foto: Getty Images/iStockphoto/loops7
Jakarta -

Menyusul subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang diyakini mudah menular, kini merebak subvarian Omicron BA.2.75 atau yang juga disebut sebagai varian 'Centaurus'. Mengingat COVID-19 kerap menimbulkan nyeri-nyeri pada tubuh pasien, nyeri di bagian tubuh mana yang menjadi ciri khas infeksi subvarian Omicron baru ini?

Mengacu pada aplikasi studi Zoe COVID, sakit punggung adalah salah satu dari 20 gejala paling banyak pada pasien COVID-19 dengan infeksi varian Omicron. Kepala aplikasi studi tersebut, Prof Tim Spector, menjelaskan sekitar satu dari lima orang dengan infeksi Omicron mengalami sakit punggung.

Namun hingga kini, tidak ada penjelasan lebih rinci terkait penyebab banyak pasien COVID-19 varian Omicron mengalami sakit punggung. Namun pada beberapa kasus, rasa sakit tersebut bisa melemahkan pasien dan membatasi mobilitas.

"Data dari Afrika Selatan yang pertama kali mengidentifikasi (varian Omicron) menunjukkan, pasien Omicron kerap mengalami dua rangkaian gejala (yaitu) pertama sakit tenggorokan, hidung tersumbat, batuk, kemudian nyeri otot terutama nyeri punggung bawah," beber pakar di VaccinesWork, dikutip dari Times of India, Kamis (21/7/2022).

"Nyeri punggung ini digambarkan oleh beberapa pasien sebagai kram menstruasi yang intens, batu ginjal atau kejang otot," sambung lembaga tersebut.

Namun juga disebutkan, tidak semua sakit punggung disebabkan COVID-19. Gejala COVID-19 lain yang juga penting untuk diwaspadai adalah sakit tenggorokan, batuk, demam, pilek, bersin, kelelahan, dan gejala pernapasan.



Simak Video "Mengenal Hiposmia, Gejala Baru Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)
Centaurus BA.2.75
Centaurus BA.2.75
13 Konten
Subvarian terbaru Omicron, BA.2.75, mulai unjuk gigi. Setelah pertama kali muncul di India lalu menyebar ke berbagai negara, keberadaannya kini sudah terdeteksi di Indonesia.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT