Menyoal Biang Kerok 'Resesi Seks' China, Ternyata Ini Sebabnya

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Rabu, 17 Agu 2022 08:32 WIB
Ilustrasi populasi di China. (Foto: Getty Images/Kevin Frayer)
Jakarta -

Populasi China diprediksi bakal menyusut di 2025 seiring dengan laporan rekor kelahiran terendah. Negara itu tengah bergulat dengan ancaman krisis demografi di tengah pertumbuhan populasi kian melemah.

Otoritas setempat kini mengizinkan setidaknya ibu melahirkan tiga anak, usai sebelumnya sempat dibatasi satu anak berdasarkan kebijakan yang berlaku hingga 2016. Namun, tampaknya langkah tersebut belum efektif meningkatkan angka kelahiran.

Dikutip dari NDTV, kelahiran China merosot menjadi 7,52 per 1.000 orang tahun lalu. "Terendah sejak pencatatan dimulai pada 1949," demikian data Biro Statistik Nasional.

Apa Sebabnya?

Banyak pasangan disebut 'ogah' memiliki anak lantaran berkaitan dengan biaya hidup yang lebih tinggi. Adapula spekulasi 'resesi seks' terjadi lantaran muncul pergeseran budaya mengenai orang yang terbiasa hidup dengan jumlah anggota keluarga lebih kecil. Istilah 'resesi seks' ini merujuk pada turunnya gairah pasangan untuk melakukan hubungan seksual, menikah, atau memiliki anak.

Komisi Kesehatan Nasional China per Selasa (16/8) mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan pengeluaran bagi program kesehatan reproduksi dan layanan pengasuhan anak secara nasional.

Pemerintah daerah didorong untuk menawarkan subsidi, potongan pajak, asuransi kesehatan yang lebih baik, serta pendidikan, perumahan, pekerjaan bagi keluarga muda.

Kota-kota China yang lebih kaya telah membagikan pajak dan kredit perumahan, tunjangan pendidikan dan bahkan insentif tunai untuk mendorong perempuan memiliki lebih banyak anak, dan pedoman terbaru berusaha mendorong semua provinsi untuk meluncurkan langkah-langkah tersebut.



Simak Video "Video: Cara Memutus Siklus 'Marah ke Anak, Menyesal, Besoknya Terulang Lagi'"

(naf/naf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork