Banyak orang FOMO (fear of missing out) ketika ada tren makanan dan minuman kekinian. Padahal produk-produk ini kadang mengandung banyak gula, sehingga melebihi batas asupan gula harian.
Gula sebenarnya ada juga dalam karbohidrat. Karbohidrat adalah bahan bakar yang menyediakan energi bagi tubuh. Tubuh memecah makanan yang mengandung karbohidrat menjadi glukosa, yang kemudian bisa masuk ke aliran darah.
Beberapa glukosa memiliki peran penting bagi otak, sistem saraf pusat, dan sel darah merah agar dapat berfungsi dengan baik.
Namun, kadar gula yang berlebihan juga tidak baik bagi tubuh. Batas yang direkomendasikan untuk konsumsi gula adalah 12 sendok teh per hari atau 200 kalori.
Dikutip dari Healthline, berikut dampak buruk konsumsi gula terlalu banyak bagi tubuh:
1. Obesitas
Gula tambahan, terutama pada minuman manis dianggap sebagai penyebab utama meningkatnya tingkat obesitas di seluruh dunia.
Minuman manis seperti soda, jus, dan teh manis mengandung fruktosa, sejenis gula sederhana.
Fruktosa dapat meningkatkan rasa lapar dan keinginan untuk mengonsumsi lebih banyak glukosa. Selain itu, mengonsumsi fruktosa secara berlebihan dapat menyebabkan resistensi terhadap leptin, yakni hormon penting bagi tubuh yang mengatur rasa lapar dan memberi sinyal pada tubuh untuk berhenti makan. Dengan kata lain, minuman manis tidak menahan lapar tetapi membuat mudah mengonsumsi kalori cair dalam jumlah besar. Hal ini dapat menyebabkan penambahan berat badan.
2. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Diet tinggi gula dikaitkan dengan peningkatan risiko banyak penyakit, termasuk penyakit jantung.
Konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan obesitas, peradangan, gula darah dan tingkat tekanan darah tinggi. Semuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Selain itu, mengonsumsi banyak gula, terutama pada minuman manis juga dikaitkan dengan aterosklorosis, yakni penyakit yang ditandai dengan penumpukan lemak yang menyumbat arteri.
Sebuah penelitian pada lebih dari 30.000 orang menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi 17-21 persen kalori dari gula tambahan memiliki risiko 38% lebih besar meninggal akibat penyakit jantung, dibandingkan dengan mereka yang hanya mengonsumsi 8 persen kalori dari gula tambahan.
3. Jerawat dan Penuaan Dini
Konsumsi karbohidrat olahan, termasuk makanan dan minuman manis, dikaitkan dengan risiko timbulnya jerawat.
Mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat olahan dan gula menyebabkan produksi AGEs atau reaksi senyawa antara gula dan protein dalam tubuh, yang dapat menyebabkan penuaan sebelum waktunya.
Makanan manis dengan cepat meningkatkan kadar gula darah dan insulin. Ini menyebabkan peningkatan produksi minyak dan peradangan yang berperan dalam perkembangan jerawat.
Penelitian menunjukkan bahwa diet rendah glikemik dikaitkan dengan penurunan risiko jerawat, sementara diet tinggi glikemik dikaitkan dengan risiko yang lebih besar terhadap perkembangan jerawat.
4. Risiko Diabetes Tipe 2
Obesitas yang juga dikaitkan dengan konsumsi gula yang tinggi, dianggap sebagai faktor risiko terkuat untuk diabetes. Terlebih, konsumsi gula tinggi yang berkepanjangan mendorong resistensi insulin, hormon yang diproduksi pankreas untuk mengatur gula darah. Ini menyebabkan kadar gula darah meningkat dan berisiko diabetes.