Kesiapan Penanganan Obesitas di RI Dicap 'Buruk', Jauh di Bawah India

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Senin, 06 Mar 2023 17:32 WIB
Ilustrasi obesitas. (Foto: iStock)
Jakarta -

World Obesity Atlas 2023 memperkirakan saat ini kelebihan berat badan dan obesitas merugikan ekonomi global lebih dari US$4 triliun. Peningkatan prevalensi obesitas hampir terjadi di seluruh negara terlebih saat ramai-ramai menerapkan lockdown.

Pasalnya, hal itu meningkatkan risiko kenaikan berat badan akibat terbatasnya pergerakan saat sekolah hingga bekerja diharuskan dari rumah. Di masa lockdown pandemi, banyak orang yang juga kesulitan mengakses perawatan ke fasilitas kesehatan.

Selain itu, survei nasional dan program pengukuran yang memantau berat badan serta penambahan berat badan disetop. Imbasnya, peningkatan prevalensi obesitas khususnya di kelompok anak jauh di bawah pencatatan. Padahal, faktanya epidemi obesitas efek dari pandemi COVID-19 kian nyata.

Atlas terkait obesitas memperlihatkan seberapa siap negara menghadapi tantangan kasus yang diprediksi terus meningkat terutama pada negara berpenghasilan rendah termasuk Indonesia. Terlihat juga peringkat masing-masing negara soal kesiapan penanganannya.

Ada empat proyeksi peningkatan kasus obesitas di Indonesia, dari 2020 hingga 2035 seperti berikut:

  • Kasus obesitas pada usia dewasa meningkat 22 persen
  • Peningkatan tahunan obesitas pada dewasa ada di kategori sangat tinggi:
    Dari 2020 hingga 2035 bisa meningkat 5,8 persen
  • Peningkatan tahunan obesitas pada anak kategori sangat tinggi:
    Dari 2020-2035 bisa meningkat 7,9 persen
  • Kelebihan berat badan berdampak pada produk domestik bruto nasional:
    Kategori sangat tinggi 3,1 persen
  • Peringkat kesiapan secara global:
  • Ranking 131 dari 183 negara. Di bawah India, India berada di peringkat 99, Malaysia peringkat ke-55, Singapura peringkat ke-71.

Ada beberapa alasan di balik kenaikan angka obesitas di banyak negara, termasuk Indonesia. Tren preferensi terhadap makanan olahan yang lebih tinggi sampai kebijakan yang lebih lemah untuk mengontrol pasokan makanan dan pemasaran makanan disebut ikut andil dalam peningkatan angka obesitas.

Analisis tersebut juga menunjukkan adanya peningkatan tren obesitas pada semua kelompok di tahun 2020 hingga 2035. Namun yang menjadi perhatian adalah laju tingkat obesitas di negara berpenghasilan rendah melesat dalam dua dekade terakhir.

"Negara berpenghasilan menengah ke bawah dengan populasi besar, seperti India, Pakistan, Indonesia dan Nigeria," lanjut analisis tersebut.



Simak Video "Video: WHO Keluarkan Pedoman Baru Syarat Terapi GLP-1 untuk Obesitas"

(naf/kna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork