Sejumlah sekolah di Inggris terpaksa kembali menerapkan langkah-langkah mirip protokol COVID-19 untuk menekan penyebaran flu, setelah laporan sakit di sekolah dan institusi pendidikan meningkat tajam dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Salah satu sekolah dasar di Leeds, misalnya, melaporkan mereka harus mengurangi kegiatan bernyanyi saat upacara dan kembali memasang stasiun pembersih tangan. Di Caerphilly, sebuah sekolah bahkan harus ditutup sementara akibat tingginya kasus.
Association of School and College Leaders (ASCL) menyebut gangguan proses belajar akibat penyakit musim dingin terjadi di sejumlah sekolah di seluruh Inggris Raya.
Department for Education (DfE) menegaskan penutupan sekolah "seharusnya hanya dilakukan dalam keadaan yang sangat ekstrem".
Data terbaru dari UK Health Security Agency (UKHSA), lembaga yang memantau penyebaran virus musiman, menunjukkan terdapat 107 insiden gangguan pernapasan akut di lingkungan pendidikan di Inggris pada periode 24-30 November.
"Insiden gangguan pernapasan akut" didefinisikan sebagai dua kasus atau lebih yang terjadi pada siswa dalam rentang lima hari. Insiden ini dapat mencakup berbagai infeksi saluran napas, seperti influenza, RSV, COVID, maupun selesma.
Dari 107 insiden yang tercatat pada pekan terakhir November, 17 di antaranya teridentifikasi sebagai flu dan dua sekolah melaporkan COVID sebagai penyebabnya. Pada 76 kasus, sekolah tidak mengetahui infeksi saluran napas apa yang sedang terjadi.
(suc/kna)