Profesor Gizi Komentari Mahalnya Daging Sapi

Daging Sapi dan Kesehatan

Profesor Gizi Komentari Mahalnya Daging Sapi

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Rabu, 12 Agu 2015 08:02 WIB
Foto: detikFinance
Jakarta - Daging sapi merupakan salah satu sumber nutrisi, terutama protein dan zat besi. Harganya yang melonjak belakangan ini dikomentari pula oleh pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

"Untuk kondisi naiknya harga daging saya rasa tidak perlu diresahkan lah. Karena secara nutrisi, masih bisa digantikan. Jadi jangan takut. Masyarakat bisa cari alternatif," kata Prof Dr Hardinsyah, MS kepada detikHealth, seperti ditulis Rabu (12/8/2015).

Kandungan nutrisi yang ada dalam daging sapi, menurut Prof Hardinsyah bisa ditemukan pula dalam sumber makanan lain. Sebagai contoh, guru besar Fakultas Ekologi Manusia IPB ini menyebut beberapa sumber pangan bernilai gizi tinggi seperti kerang, lele, tempe, ayam, telur, dan sebagainya.

Baca juga: Kebanyakan Makan Daging Olahan, Kesuburan Pria Bisa 'Drop'

Cukup beralasan jika Prof Hardinsyah menyebut mahalnya harga daging sapi tidak terlalu berdampak pada asupan nutrisi. Survei Makanan Individu Indonesia 2014 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa konsumsi daging sapi di kalangan masyarakat memang tidak terlalu tinggi.

Konsumi daging secara umum pada masyarakat Indonesia tercatat 42,8 gram/orang/hari, didominasi oleh daging unggas sebanyak 29 gram/orang/hari. Daging sapi atau kerbau tercatat hanya 5,4 gram/orang/hari, disusul olahan daging sapi atau kerbau sebesar 4,8 gram/orang/hari.

Baca juga: Jeroan dan Gorengan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung Hingga 37 Persen



(up/ajg)
Daging Sapi dan Kesehatan
7 Konten
Sumber daging merah seperti daging sapi dibandingkan sumber daging putih lebih banyak risiko kesehatannya. Namun bukan berarti daging merah tak boleh dimakan.