6 Diet 'Termanjur' Tahun Ini: Diet OCD Hingga Diet Mayo

Berita Pilihan 2014

6 Diet 'Termanjur' Tahun Ini: Diet OCD Hingga Diet Mayo

- detikHealth
Jumat, 19 Des 2014 10:02 WIB
6 Diet Termanjur Tahun Ini: Diet OCD Hingga Diet Mayo
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Ada beberapa jenis diet alias program pengaturan pola makan yang diterapkan untuk bisa menurunkan berat badan. Di antara jenis-jenis diet tersebut, detikHealth merangkum enam jenis diet 'termanjur' yang paling populer.

Bagi Anda yang memang sedang ingin menurunkan berat badan, tak ada salahnya Anda mencoba beberapa metode ini. Berikut enam metode diet tersebut, seperti ditulis pada Kamis (18/12/2014):

1. Diet OCD

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Pola makan Obsessive Corbuzier's Diet (OCD) atau yang lebih akrab di telinga dengan sebutan diet OCD ini memang tengah populer di tahun 2014 ini. Tak sedikit pula pembaca detikHealth yang mendapatkan manfaat berupa penurunan berat badan dari diet ini.

Salah satunya dirasakan oleh Fachriza (21). Melalui program Diet Experience, ia menceritakan bahwa dengan menggunakan diet OCD berat badannya berhasil turun dari semula 92 kg menjadi 58 kg dalam waktu 1,5 tahun.

Begitu juga dengan Gerry Dwi Anggara Chandra (33). Awalnya ia hanya sekadar ikut-ikutan saja menerapkan diet OCD. Namun bobot pria dengan tinggi badan 182 cm ini malah berhasil turun dari semula 103 kg menjadi 80 kg.

Metode diet OCD ini bisa dibilang cukup sederhana, Anda hanya perlu menggunakan 'jendela makan'. Misalnya Anda memilih jendela makan 6 jam, maka Anda diperbolehkan untuk makan makanan berat hanya pada rentang 6 jam tersebut. Selain dari itu, Anda dianjurkan untuk tidak makan berat tapi masih diperbolehkan minum air putih.

2. Diet Mayo

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Sischa Sianturi (31) yang berasal dari Malang, Jawa Timur menceritakan kepada detikHealth keberhasilannya menurunkan berat badan dengan diet mayo. Dengan diet ini, bobot Sischa yang semula 65 kg turun menjadi 57 kg, tubuhnya pun diakuinya menjadi terasa lebih sehat.

Diet mayo dilakukan dengan mengatur pola makan sehari-hari terdiri dari makanan tinggi protein dan rendah kalori. Grace Judio-Kahl dari Mayo Clinic menjelaskan bahwa menu diet mayo beragam mulai dari aneka sayuran, buah-buahan, dan makanan tinggi protein. Diet mayo yang beredar di masyarakat umumnya mengatur konsumsi makanan dengan kalori hanya 500-800 per hari.

Yang paling khas dari diet mayo adalah pemilihan menu makanan tanpa karbohidrat dan garam. Di dalam tubuh, karbohidrat maupun garam dapat mengikat air. Oleh sebab itu dalam jenis diet ini diyakini tak mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan garam akan membuat berat badan berkurang karena kehilangan air dalam tubuh.

"Selain itu, mereka yang menjalankan diet mayo harus banyak minum air putih. Minimal setidaknya sekitar 8 gelas per hari," ujar Judio-Kahl.

3. Food combining

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Menurut ahli terapi nutrisi, Andang Widhawari Gunawan, food combining adalah cara mengatur asupan makanan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah tubuh, khususnya sistem pencernaan. Berbeda dengan diet populer lain, food combining tetap dapat membuat kita makan enak sampai kenyang tapi tubuh semakin sehat dan bahkan jadi langsing.

Prinsip metode food combining adalah tetap menggunakan pola makan 4 sehat, yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah-buahan namun tidak dikonsumsi dalam jangka waktu yang bersamaan atau satu jam sesudah dan sebelumnya. Metode ini juga menekankan kondisi basa dalam tubuh ketika mengonsumsi makanan. Dalam kondisi basa tersebut, diyakini pencernaan akan berfungsi lebih baik.

Manfaat dari food combining dirasakan betul salah satunya oleh Sonta Frisca Manalu (36). Ya, dengan konsisten menerapkan food combining, ia berhasil menurunkan berat badannya yang semula 68 kg menjadi 54 kg dalam waktu setahun.

Ati Jevianti (35) juga mengaku mendapatkan manfaat dari menerapkan metode food combining pasca melahirkan. Berat badannya sempat naik, Ati memutuskan untuk menerapkan pola makan food combining dan berat badannya berhasil turun dari semula 68 kg menjadi 47 kg.

4. Diet golongan darah

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Diet golongan darah merupakan jenis pengaturan pola makan yang menyesuaikan menu makanan seseorang dengan golongan darahnya. Beberapa penelitian juga mengklaim bahwa ada reaksi kimia antara darah dan makanan.

Nah, diet golongan darah disebut-sebut dapat membantu seseorang memilih makanan yang tepat untuk menurunkan berat badan. Pilihan makanan ini beragam mulai dari yang bermanfaat bagi tubuh, bersifat netral dan makanan yang sebaiknya dihindari.

Salah satu pembaca detikHealth yang sukses menjadi langsing berkat metode diet ini adalah Roce Yana (24). Tak tanggung-tanggung, bobotnya berhasil turun sebanyak 30 kg.

Tak cuma Roce, manfaat diet golongan darah juga dirasakan oleh Widianto H Didiet (38). Pria yang tinggal di wilayah Kemang, Jakarta, ini berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 31 kg dalam waktu 5 bulan.

5. Intermittent fasting diet

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Metode diet Intermittent Fasting (IF) mengharuskan seseorang untuk berpuasa selama 16-20 jam dan waktu makan (feeding time) 4-8 jam. Diceritakan oleh Amir Wibowo (28), berat badannya berhasil turun 15 kg dalam waktu 2 bulan dengan menerapkan diet IF ini.

"Jumlah makanan yang paling banyak dikonsumsi adalah setelah berolahraga. Jenis makanan selama 8 jam tersebut mengandung komposisi protein 40 persen, karbohidrat 20 persen, serat 20 persen, dan lemak 20 persen. Carilah sumber lemak yang baik seperti yang berasal dari ikan atau kacang-kacangan," tutur Amir kepada detikHealth.

6. 'Diet Pesantren'

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Mungkin sebagian besar dari Anda belum pernah mendengar jenis diet ini. Ya, ini merupakan salah satu jenis diet yang diterapkan oleh pembaca detikHealth, Akmal Assegaf (21).

Diceritakan oleh Akmal, dalam diet ini ia makan ketika lapar dan berhenti ketika kenyang. Sebelum makan ia juga dianjurkan untuk minum air putih yang banyak sehingga Anda akan merasa cepat kenyang.

Jangan lupa, bagi Anda yang ingin menjalankan metode diet ini sebaiknya makan buah terlebih dahulu baru makan makanan yang berat. "Kebanyakan orang salah dalam hal ini, mereka beranggapan bahwa buah adalah pencuci mulut," ungkap Akmal.

Dengan menerapkan metode ini, berat badan Akmal berhasil turun sebanyak 30 kg lho, berminat mencoba? 
Halaman 2 dari 7
Pola makan Obsessive Corbuzier's Diet (OCD) atau yang lebih akrab di telinga dengan sebutan diet OCD ini memang tengah populer di tahun 2014 ini. Tak sedikit pula pembaca detikHealth yang mendapatkan manfaat berupa penurunan berat badan dari diet ini.

Salah satunya dirasakan oleh Fachriza (21). Melalui program Diet Experience, ia menceritakan bahwa dengan menggunakan diet OCD berat badannya berhasil turun dari semula 92 kg menjadi 58 kg dalam waktu 1,5 tahun.

Begitu juga dengan Gerry Dwi Anggara Chandra (33). Awalnya ia hanya sekadar ikut-ikutan saja menerapkan diet OCD. Namun bobot pria dengan tinggi badan 182 cm ini malah berhasil turun dari semula 103 kg menjadi 80 kg.

Metode diet OCD ini bisa dibilang cukup sederhana, Anda hanya perlu menggunakan 'jendela makan'. Misalnya Anda memilih jendela makan 6 jam, maka Anda diperbolehkan untuk makan makanan berat hanya pada rentang 6 jam tersebut. Selain dari itu, Anda dianjurkan untuk tidak makan berat tapi masih diperbolehkan minum air putih.

Sischa Sianturi (31) yang berasal dari Malang, Jawa Timur menceritakan kepada detikHealth keberhasilannya menurunkan berat badan dengan diet mayo. Dengan diet ini, bobot Sischa yang semula 65 kg turun menjadi 57 kg, tubuhnya pun diakuinya menjadi terasa lebih sehat.

Diet mayo dilakukan dengan mengatur pola makan sehari-hari terdiri dari makanan tinggi protein dan rendah kalori. Grace Judio-Kahl dari Mayo Clinic menjelaskan bahwa menu diet mayo beragam mulai dari aneka sayuran, buah-buahan, dan makanan tinggi protein. Diet mayo yang beredar di masyarakat umumnya mengatur konsumsi makanan dengan kalori hanya 500-800 per hari.

Yang paling khas dari diet mayo adalah pemilihan menu makanan tanpa karbohidrat dan garam. Di dalam tubuh, karbohidrat maupun garam dapat mengikat air. Oleh sebab itu dalam jenis diet ini diyakini tak mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dan garam akan membuat berat badan berkurang karena kehilangan air dalam tubuh.

"Selain itu, mereka yang menjalankan diet mayo harus banyak minum air putih. Minimal setidaknya sekitar 8 gelas per hari," ujar Judio-Kahl.

Menurut ahli terapi nutrisi, Andang Widhawari Gunawan, food combining adalah cara mengatur asupan makanan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah tubuh, khususnya sistem pencernaan. Berbeda dengan diet populer lain, food combining tetap dapat membuat kita makan enak sampai kenyang tapi tubuh semakin sehat dan bahkan jadi langsing.

Prinsip metode food combining adalah tetap menggunakan pola makan 4 sehat, yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah-buahan namun tidak dikonsumsi dalam jangka waktu yang bersamaan atau satu jam sesudah dan sebelumnya. Metode ini juga menekankan kondisi basa dalam tubuh ketika mengonsumsi makanan. Dalam kondisi basa tersebut, diyakini pencernaan akan berfungsi lebih baik.

Manfaat dari food combining dirasakan betul salah satunya oleh Sonta Frisca Manalu (36). Ya, dengan konsisten menerapkan food combining, ia berhasil menurunkan berat badannya yang semula 68 kg menjadi 54 kg dalam waktu setahun.

Ati Jevianti (35) juga mengaku mendapatkan manfaat dari menerapkan metode food combining pasca melahirkan. Berat badannya sempat naik, Ati memutuskan untuk menerapkan pola makan food combining dan berat badannya berhasil turun dari semula 68 kg menjadi 47 kg.

Diet golongan darah merupakan jenis pengaturan pola makan yang menyesuaikan menu makanan seseorang dengan golongan darahnya. Beberapa penelitian juga mengklaim bahwa ada reaksi kimia antara darah dan makanan.

Nah, diet golongan darah disebut-sebut dapat membantu seseorang memilih makanan yang tepat untuk menurunkan berat badan. Pilihan makanan ini beragam mulai dari yang bermanfaat bagi tubuh, bersifat netral dan makanan yang sebaiknya dihindari.

Salah satu pembaca detikHealth yang sukses menjadi langsing berkat metode diet ini adalah Roce Yana (24). Tak tanggung-tanggung, bobotnya berhasil turun sebanyak 30 kg.

Tak cuma Roce, manfaat diet golongan darah juga dirasakan oleh Widianto H Didiet (38). Pria yang tinggal di wilayah Kemang, Jakarta, ini berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 31 kg dalam waktu 5 bulan.

Metode diet Intermittent Fasting (IF) mengharuskan seseorang untuk berpuasa selama 16-20 jam dan waktu makan (feeding time) 4-8 jam. Diceritakan oleh Amir Wibowo (28), berat badannya berhasil turun 15 kg dalam waktu 2 bulan dengan menerapkan diet IF ini.

"Jumlah makanan yang paling banyak dikonsumsi adalah setelah berolahraga. Jenis makanan selama 8 jam tersebut mengandung komposisi protein 40 persen, karbohidrat 20 persen, serat 20 persen, dan lemak 20 persen. Carilah sumber lemak yang baik seperti yang berasal dari ikan atau kacang-kacangan," tutur Amir kepada detikHealth.

Mungkin sebagian besar dari Anda belum pernah mendengar jenis diet ini. Ya, ini merupakan salah satu jenis diet yang diterapkan oleh pembaca detikHealth, Akmal Assegaf (21).

Diceritakan oleh Akmal, dalam diet ini ia makan ketika lapar dan berhenti ketika kenyang. Sebelum makan ia juga dianjurkan untuk minum air putih yang banyak sehingga Anda akan merasa cepat kenyang.

Jangan lupa, bagi Anda yang ingin menjalankan metode diet ini sebaiknya makan buah terlebih dahulu baru makan makanan yang berat. "Kebanyakan orang salah dalam hal ini, mereka beranggapan bahwa buah adalah pencuci mulut," ungkap Akmal.

Dengan menerapkan metode ini, berat badan Akmal berhasil turun sebanyak 30 kg lho, berminat mencoba? 

(ajg/vit)

Berita Terkait