Kumpulan Diskusi Terkait Psikologi - DetikHealth

Hallo Dok,  Ijin bertanya, apakah wajar memiliki rasa kecemasan ketika sudah umur 40 tahun. Apalagi sudah memiliki keluarga, dan belum punya tabungan yang cukup dinikmati di masa tua. Mohon pencerahan ya dok, dan bagaimana saya mengatasinya. 

Halo, saya perempuan (28) dan memang didiagnosis gangguan kecemasan. Selama pengobatan bersama dokter, i'm getting better. Tapi ada momen yang membuat saya cemas nggak karuan, semenjak evaluasi kerja. Saya lulus, tapi saya jadi merasa diri saya kurang. Saya merasa kurang kompeten. Bagaimana ya, caranya, agar saya bisa kembali bangga dengan apa yang saya kerjakan?

Akhir2 ini aku sering ngerasa cemas dan cepat marah. Apalagi klo ada triger yg mengingatkan kejadian dan pengalaman yg membuat rasa cemas itu datang kembali. Seperti anak buah/tim kerjaku membuat sedikit kesalahan, pasti langsung kumaki-maki... Kadang setelah itu suka nyesel dan minta maaaf, itu kulakukan tanpa pikir panjang. Krn aku gak mau mengulangi kesalahan yg sama. Apalagi itu bisa membuat kinerja tim jadi terganggu.  Tapi kalau aku diemkan dan tak aku awasi, kkawatir kejadian itu terulang dan menjadi preseden buruk utk kerja tim, atau bahkan berakibat fatal utk dirinya sendiri, dan aku pada khususnya.  Apa hal itu pantas dan dibenarkan bila bisa seperti itu. Semua kulakukan demi kebaikan tim dan sistem kerja yang sehat. Mohon saran, masukan dan kritiknya...   Terima kasih 

Saya selalu terbangun di malam hari dan susah untuk tidur lagi, intensitasnya cukup sering hampir setiap hari. Walau tidak mengganggu aktivitas di siang hari karena saya biasanya cukup banyak meminum kopi agar tidak mengantuk, tapi pada malam hari waktu saya terbangun itu rasanya cukup gelisah karena banyak sekali pikiran dan perasaan tidak tenang. Seringkali masalah kecil dapat saya pikirkan begitu dalam tidak bisa "let it go" begitu saja. Badan saya juga selalu lelah jadi pas weekend inginnya tidur saja, malas bertemu orang dan tidak bersemangat melakukan aktivitas. Kira-kira kenapa ya?

Halo, saya ingin bertanya terkait dengan kondisi saya yang selalu merasa cemas dan terlalu banyak pertimbangan dalam mengambil keputusan, sehingga ini sangat menghambat saya dalam bekerja, memang mungkin ada positifnya karena mengambil keputusan dengan melihat banyak perspective dan resikonya, namun disaat harus cepat ini menjadi penghambat dan timbul kecemasan sehingga keputusan yang harus diambil pun menjadi terlalu lama (delay). contoh apabila dalam suatu pekerjaan yang berhubungan dengan pengembangan produk yang berkaitan performance produk atau tentang revenue perusahaan yang mungkin bisa kena impact, saya jadi tidak berani untuk menyentuh atau mengganggu kondisi existing apalagi belum ada garansi produknya akan berhasil, padahal bisa saja dilakukan pengembangan sehingga bisa meningkatkan performance dan revenue. hal ini juga sudah berdampak pada kesehatan karena terkadang gerd dan maag sampai kambuh. Apa yang harus saya lakukan dan perhatikan untuk dapat mengoptimalkan diri saya agar bisa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan, tanpa harus cemas dengan resikonya?